POTENSI DESA TRIHANGGO
1. Keterangan Umum Desa
Status pemerintahan Desa Trihanggo berdasarkan pembentukan Desa dengan surat keputusan Mendagri. Klasifikasi Desa termasuk Desa perkotaan dengan skor minimal 20 poin potensi. Badan Perwakilan Desa (BPD) sudah ada.
Desa Trihanggo dengan luas wilayah 562 Ha atau 5,62 Km2, dengan geografis bukan pantai, topografis dataran dengan ketinggian 153 m dari permukaan laut. Wilayah Desa ini berada diluar kawasan hutan, terdiri 12 pedukuhan atau wilayah pedukuhan, 35 RW dan 98 Rt
2. Kependudukan
Pencatatan atau registrasi penduduk sudah berjalan teratur dan dilakukan secara bulanan. Jumlah penduduk laki-laki 6521 jiwa, perempuan 626 jiwa, jumlah kepala keluarga 2692 dan sekitar 10 keluarga terdapat 1-2 diantaranya kepala keluarga perempuan. Mutasi kelahiran selama tahun 2007, 62 laki-laki dan 42 perempuan; Jumlah kematian selama 2007, 16 laki-laki dan 21 perempuan; perpindahan penduduk selama 2007, pendatang 342 jiwa dan pindah/pergi 153 jiwa.
Sumber penghasilan utama sebagian besar penduduk adalah sektor pertanian dengan komoditi padi sawah.
Prosentase rumahtangga pertanian sekitar 60% dari total keluarga dan keluarga yang anggotanya menjadi buruh tani sekitar 120 keluarga. Penduduk yang bekerja sebagai TKI ada sekitar 20 orang.
Penduduk liar yang tidak diakui sebagai penduduk di pedukuhan atau RW atau RT tidak ada. Tetapi diduga masih ada penduduk Trihanggo belum punya KTP Trihanggo, misalnya mahasiswa yang kos dan rumahtangga yang tidak mencari surat pindah tidak otomatis menjadi penduduk Trihanggo. Lokasi pemukiman penduduk semuanya mudah dijangkau dengan kendaraan bermotor.
3. Perumahan dan Lingkungan Hidup
Kualitas bangunan rumah permanen 2439 rumah dan semi permanen sekitar 253 sedangkan tidak permanen tidak ada. Di Trihanggo terdapat lebih dari satu kelompok perumahan seperti yang terdapat di sebelah timur dan selatan wilayah desa. Pembangunan rumah yang ilegal seperti bangunan yang dibangun di lokasi bukan untuk perumahan atau lokasi tanah milik negara dan tempat kawasan hijau belum ada yang membangun untuk tempat tinggal, hal ini indikator tidak akan ada penggusuran rumah.
Keluarga pengguna listrik sudah 100% yaitu 5223 dari listrik PLN, tetapi masih ada sebagian kecil tidak punya meteran sendiri.
Penerangan jalan utama sudah ada dengan listrik PLN yang dibangun oleh pemda Sleman dan sebagian swadaya masyarakat.
Bahan bakar untuk memasak sebagian besar menggunakan LPG dan sebagian menggunakan kayu bakar dan minyak tanah juga masih ada walaupun harganya setara dan atau lebih mahal dibanding dengan bensin atau solar.
Tempat buang sampah ada yang dikumpulkan kemudian diangkut ke sawah atau ladang, ada yang dibakar, dibuang ke sungai dan ada yang dibiarkan di pekarangan kemudian membusuk, tetapi sebagian besar penduduk membuang sampah di lubang kemudian dibakar dan dibuang di sungai. Di Trihanggo belum ada tempat penampungan sampah sementara (TPS).
Tempat buang air besar sebagian besar penduduk menggunakan jamban sendiri, sebagian jamban belum memenuhi syarat kesehatan, ada yang hanya di lubang dan di kolam.
Air Sungai yang melintasi Desa ini biasanya digunakan untuk irigasi sawah, mandi/mencuci dan kolam.
Keluarga yang tinggal dibantaran sungai tidak ada, akan tetapi ada tanah yang digunakan untuk membangun rumah, hanya letaknya dekat sungai.
Jaringan listrik tegangan tinggi tidak ada, sehingga tidak ada rumah yang berada di bawah jaringan listrik tegangan tingi (500 KVA).
Pemukiman kumuh tidak ada, karena rumah di Trihanggo cukup rapi dan sebagian pekarangan yang masih ada yang relatip luas.
Pencemaran lingkungan hidup setahun terakhir 2007. air, udara dan suara walaupun di desa ini ada pabrik/industri dan tidak ada keluhan pengaduan untuk pencemaran dari masyarakat.
Pembakaran ladang atau kebon tidak ada. Lokasi penggalian golongan C ada yaitu tanah liat dan pasir.
4. Bencana Alam dan Penanggulangannya selama 2006 hingga 2008
Tahun 2006, terjadi gempa bumi, yang berpusat di Bantul. Dengan korban jiwa 2 orang meninggal dunia, beberapa orang luka-luka dan kerusakan rumah dengan kerugian 1 milyard rupiah lebih.
Jenis bantuan bencana alam gempa bumi yang masuk ke Desa Trihanggo berasal dari warga sekitar, pemerintah Desa, Kabupaten, Propinsi dan pemerintah Pusat. Partai politik, LSM dalam negeri, Kelompok masyarakat, media dan dari luar negeri tidak masuk di desa ini. Mereka yang membantu memberikan bantuan berupa makanan, tenda darurat dan bantuan pembangunan rumah.
5. Pendidikan
Fasilitas pendidikan TK ada 6 buah, SD negeri 6 buah dan swasta ada 3 buah, SMTP Negeri ada 1 buah dan SMP swasta ada 1 buah juga, SMU sederajat negeri tidak ada, swasta ada 1 buah, SMK tidak ada, jaraknya sekitar 6 km. AK/PT tidak ada. SLB tidak ada, Pondok Pesantren tidak ada, Madrasah diniyah dan seminari tidak ada.
Lembaga ketrampilan yang berada di Desa Trihanggo seperti ketrampilan menjahit tidak ada, komputer tidak ada, kecantikan tidak ada, montir, elektronik, bahasa asing juga belum ada.
Pemberantasan buta aksara dan keaksaraan fungsional dalam 2006, 2007 dan 2008, ada kegiatannya, Paud juga sudah ada dan taman bacaan masyarakat juga sudah ada.
6. Kesehatan
Fasilitas kesehatan di Desa Trihanggo rumah sakit tidak ada, jaraknya sekitar 8 km, rumah bersalin sudah tidak ada, jaraknya sekitar 6 km Poliklinik atau Balai pengobatan belum ada, puskemas tidak ada tetapi puskesmas pembantu sudah ada, tempat dokter praktek sudah ada, bidan praktek sudah ada, Posyandu sudah ada 14 tempat semuanya aktip minimal satu bulan sekali kegiatannya, apotik ada 5 tempat dan toko obat atau jamu ada 2 buah .
Tenaga kesehatan yang tinggal di Desa Trihanggo dokter pria 5 orang, wanita 4 orang. Dokter gigi ada 1 orang, bidan ada 3 orang, para medis ada sekitar 12 orang dan dukun bayi ada 4 orang.
Wabah penyakit selama 2007 sepertii deman berdarah, muntaber, diare, campak, Ispa, malaria, flu burung dan TBC tidak ada kejadian wabah. Jumlah balita penderita gisi buruk tidak ada di desa trihanggo ini.
Jumlah keluarga yang mendapat Kartu ASKESKIN sekitar 578 keluarga. Surat Keterangan miskin yang dikeluarkan Desa selama 2007 sekitar 60 surat.
Yang aneh, perangkat Desa Trihanggo belum mengenal tentang desa siaga
Sumber air minum sebagian besar penduduk berasal dari air sumur yang terlindung dengan kedalaman sumur hingga 6 meter, jika kemarau panjang tidak ada masalah. Sebagian penduduk ada yang berlangganan PAM dan membeli air kemasan untuk memasak atau minum.
7. Sosial Budaya
Penduduk Desa Trihanggo memeluk agama Islam, Katholik dan Kristen, sebagian besar pemeluk agama Islam. Fasilitas ibadah, masjid ada 22 buah, Surau/Langgal ada 20 buah. Gereja kristen ada belum ada, gereja katholik tidak ada, Pure dan Wihara juga belum ada.
Lembaga atau organisasi kemasyarakatan seperti Majelis Talim atau kelompok pengajian ada dan aktip, Kelompok kebaktian ada dan aktip, kelompok kematian sudah ada kegiatannya dan aktip, LSM yang berkantor di Desa ini ada, dan kegiatannya LSM di Desa ini pernah ada selama 2008.
Peyandang cacat yang tinggal di Desa ini Tuna netra 12 orang, Tuli 3 orang, Bisu 2 orang, Bisu-Tuli 8 orang, Cacat tubuh 16 orang, tuna grahita 17 orang, sakit jiwa 0 orang, cacat fisik dan mental 0 orang dan ek penyakit kusta tidak ada. Panti asuhan penyandang cacat di Desa ini belum ada.
Penduduk yang melakukan judi tidak ada, eknis atau suku yang ada di Desa ini lebih dari satu eknis, selain jawa ada eknis lainnya, kerukunan antar eknis tidak ada masalah.
8. Hiburan dan Olahraga
Gedung bioskop belum ada, jaraknya sekitar 10 km, PUB/diskotik/karaoke belum ada tetapi jaraknya sekitar 6 km.
Fasilitas lapangan sepak bola ada dan kegitannya juga ada, Bola Voly ada dan kegiatannya juga ada, Bulu tangkis ada dan kegiatannya juga ada, bola basket tidak ada dan tenis lapangan ada, kolam renang sdah ada, tenis meja dan karete atau bela diri ada kelompoknya dan ada kegiatannya .
9. Angkutan, Komunikasi dan Informasi
Sarana dan prasarana tranportasi antar Desa melalui darat, jalan sudah beraspal dan dapat dilalui kendaraan bermotor roda empat.
Jarak ke ibu kota kecamatan sekitar 7 km, ke kabupaten 6 km dan ke kota terdekat 18 km. Desa Trihanggo dilewati kendaraan umum antar kabupaten dan antar propinsi. Kendaraan umum yang biasa digunakan untuk menuju kota kecamatan kendaran bermotor umum roda empat.
Akses angkutan umum yang utama yang biasa digunakan penduduk untuk menuju kota terdekat adalah kendaraan umum bermotor roda empat.
Jaringan kabel telepon sudah ada di Desa Trihanggo, keluarga yang sudah berlangganan telepon kabel sekitar 500 keluarga. Telepon umum koin atau kartu sudah tidak ada lagi, wartel masih ada walaupun tidak laku karena sudah banyak yang pakai hand pone yaitu diduga sekitar 60% keluarga punya hand pone, sinyal telepon seluler di Desa ini ada dan kuat. Warung internet (Warnet) sudah ada. Kantor pos tidak ada dan jaraknya sekitar 1 km, pos keliling belum ada.
Program televisi yang bisa diterima di wilayah Trihanggo TVRI, TV swasta dan TV lokal, dan siaran diterima cukup baik. Siaran TV luar negeri harus menggunakan reseiver atau antena parabola.
10 Penggunaan Lahan
Luas Desa sekitar 562 ha, terdiri dari Lahan sawah berpengairan tehnis 275 ha, sawah berpengairan non tehnis 48 ha, sawah tidak berpengairan sekitar 11 ha, lahan pertanian bukan sawah sekitar 71 ha. Lahan bukan pertanian seperti untuk perumahan, industri perkantoran dan lainnya sekitar 157 ha.
Perubahan atau konversi lahan sawah menjadi non sawah terutama untuk pemukiman, perkantoran, industri dan sebagainya selama 3 tahun (2006,2007,2008) ada, terutama untuk industri.
11. Ekonomi
Kios sarana produksi pertanian milik KUD tidak ada, milik non KUD ada 1 buah.
Keberadaan usaha industri kecil dan rumahtangga, industri dari kulit ada sekitar 10 unit, dari kayu sekitar 10 unit, dari logam tidak ada, anyaman sekitar 7 unit, keramik tidak ada, dari kain/tenun tidak ada, industri makanan dan minuman sekitar 12 unit dan industri lainnya sekitar 5 unit.
Kelompok pertokoan ada lebih dari satu lokasi, pasar dengan bangunan permanen satu lokasi. Pasar tanpa bangunan tidak ada, mini market belum ada, restoran/rumah makan 7 unit, warung/kedai makanan minuman sekitar 28 unit, toko/warung kelontong 425 unit, hotel belum ada, penginapan (motel, hostel, losmen, wisma) belum ada.
Jumlah koperasi, KUD tidak ada, koperasi industri kecil dan kerajinan rakyat belum ada, koperasi simpan pinjam juga belum ada dan koperasi non KUD lainnya juga belum ada. Jadi di desa trihangga tidak ada koperasi.
Fasilitas perkreditan yang diterima penduduk selama setahun terakhir menurut kepala uruan pembangunan Desa Trihanggo tahun 2007 adalah Kredit Ketahanan Pangan (KKP) tidak ada, Kredit Usaha Kecil (KUK) ada yang memanfaatkan, Kredit Kepemilikan Rumah(KPR), Kredit komsumsi lainya pernah yang dimanfaatkan penduduk Trihanggo.
12. Keamanan
Selama setahun terakhir 2007 tidak ada kejadian perkelahian masal, baik perkelahian antar kelompok warga, penduduk Desa,warga dengan aparat keamanan,warga dengan aparat pemerintahan, antar pelajar maupun antar suku/eknis.
Jenis kejahatan yang terjadi selama 2008, kejadian pencurian menurun dibanding 2007. Kejadian penganiayaan, pembunuhan tidak ada, Selama 2008 tidak ada penyalahgunaan nakoba. Kejadian lainnya seperti perampokan, penjarahan, pembakaran, perkosaan, peredaran narkoba, perdagangan orang, tidak ada kejadian.
Di Desa ini tidak ada agen yang beroperasi mencari TKW untuk diberangkatkan ke luar negeri. Tempat Lokalisasi/lokalisasi prostitusi/tempat mangkal PSK tidak ada.
Upaya warga menjaga keamanan selama 2007/2008, menambah jumlah anggota linmas, membangun pos keamanan lingkungan, menambah regu keamanan lingkungan dan memeriksa setiap warga dari luar yang masuk ke Desa tidak dilakukan.
Fasilitas keamanan seperti pos hansip/kamling tersedia, pos polisi sudah ada, jumlah hansip sekitar 98 orang, polisi bantuan bintara Desa ada 2 polisi, Polisi pelayanan masyarakat ada 2 polisi.
13 Otonomi Desa
Pendapatan asli daerah (PAD) pada tahun 2007, murni Desa Trihanggo sekitar 21 juta berasal dari tanah kas Desa, usaha Desa dan pungutan resmi Desa dan digunakan untuk biaya belanja rutin, membangun fisik dan pemberdayaan masyarakat Desa. Bantuan dari pemerintah kabupaten sleman sekitar 220 juta untuk biaya rutin, membangun fisik dan pemberdayaan masyarakat Desa. Sumber dana dari propinsi sekitar 7 juta untuk biaya rutin. Bantuan dari swasta, bantuan dari pusat dan luar negeri tidak ada.
Program PNPM(Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat) P2KT (Program Penangulangan Kemiskinan Kota, PPK (Program Pembangunan Kecamatan).BLT, PKH, Raskin dan ASKESKIN telah berjalan sesuai program.
Selain dari program diatas seperti Program pembangunan dan pemberdayaan masayarakat seperti Pelatihan Ketrampilan ada,dari pemda sleman Bantuan Modal Usaha Non Pertanian tidak ada, Program padat karya ada, dananya dari pemda sleman bantuan usaha pertanian ada dari pemerintah kabupaten sleman, Program Perbaikan Rumah tidak ada, Program Rehabilitasi kampung ada dari pemda sleman. Program Rehabilitasi Lingkungan Kumuh yang dikerjakan Desa dari bantuan pemerintah maupun dari luar Desa lainnya tidak ada selama 2006/2007/2008.
Sumber pembiayaan untuk program pemberdayaan masyarakat desa dari inisiatip Desa tidak ada selama 2006/2007/2008.
14. Hal Lain Yang Perlu dierhatikan.
Profil ini, dibuat untuk membantu mengenal Desa Trihanggo Kecamatan Gamping, secara sekilas. Sumber data berasal dari pengumpulan data Podes 2008. Data podes masih banyak kelemahannya karena di isi berdasarkan wawancara dengan aparat Desa. Sedangkan data di Desa Trihanggo ada yang kurang lengkap, beberapa data diperkirakan atau dugaan aparat Desa, karena administrasi Desa belum cukup baik.
Walaupun data podes ini dikumpulkan 3 tahun sekali, data ini cukup baik untuk dilakukan analisis sederhana hingga lanjut, baik untuk membandingkan antar Desa, kecamatan, kabupaten bahkan propinsi. Perubahan fasilitas Desa atau potensi Desa selama tiga tahun relatip kecil, jika tidak ada program-progran khususnya pembangunan Desa tersebut atau program intervensi.
Demikian sekilas tentang potensi Desa Trihanggo kecamatan Gamping, kabupaten Sleman. Bagi anda yang ingin lebih detail tentang kecamatan Gamping silahkan download Buku Kecamatan Gamping Dalam Angka 2008, BPS; PDRB kecamatan Gamping 2007, BPS; Atau dapat menghubungi Kantor Statistik Kabupaten Sleman, Kantor Statistik Propinsi D.I. Yogyakarta dan BPS Pusat Jakarta. Atau download situs resmi BPS D.I. Yogyakarta, KDA Kecamatan Gamping.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar